Padi merupakan sumber pangan yang utama yang ada di Indonesia. Hampir semua semua masyarakat Indonesia mengonsumsi beras yang berasal dari tanaman padi. Tingginya permintaan atas beras tentu harus di imbangi dengan produksi padi yang harus terus ditingkatkan. Untuk memproduksi padi yang berkualitas tentu juga harus berasal dari benih yang bermutu.
Saat ini keberagaman jenis atau varietas padi yang beredar di penjuru negeri. Namun tidak semua jenis padi bermutu tinggi. Ada beberapa jenis padi yang menjadi favorit para petani . Berikut merupakan jenis padi yang populer di kalangan petani padi.
1. Jenis Padi Hibrida
Padi hibrida merupakan padi turunan pertama atau (F1) Fenotip 1 dari hasil persilangan jenis padi yang berbeda. Jenis padi hibrida jika ditanam dapat menghasilkan gabah lebih tinggi dari jenis padi inhibrida karengan keturunan F1 cenderung lebih unggul untuk ditanam.
Untuk memperoleh hasil panen yang maksimal dari padi hibrida lebih disarankan dilakukan sistem sekali tanam. Tidak dianjurkan peranakan dari F1 ditanam ulang karena hasil panen yang didapat mengalami penurunan yang drastis.
Kualitas benih hibrida yang terjamin membuat harga benih relatif tinggi. Harga benih padi hibrida dikisaran harga 40-60 ribu perkilo. Benih padi hibrida dapat anda beli di toko pertanian terdekat.
Contoh yang merupakan padi hibrida diantaranya: Intani 1 dan 2, Bernas Prima, Rokan, Segera Anak, Sembada B3, B5, B6, dan B9, Hipa4, Hipa5, Hibrino, dan sebagainya.
2. Jenis Padi Unggulan
Jenis padi unggulan merupakan terbitan dari instansi pemerintahan. Kemunculan jenis padi ini bertujuan untuk memecahkan masalh kualitas benih yang beredar di kalangan petani Indonesia. Beberapa jenis padi unggulan yang diterbitkan oleh Kementrian Pertanian diantaranya IR64, Ciherang, Situpatenggang, Inpari 1-13, Inpara, dan Mekongga. Masih banya jenis padi unggulan lainnya yang di ciptakan oleh pemerintah.
Berbeda dengan jenis padi hibrida, padi unggulan dapat ditanam berkali-kali tentunya dengan perawatan yang baik. Dengan ini hasil panen dari padi unggulan dapat dipanen kembali dan menghasilkan jumlah panen yang tidak jauh berbeda.
Selain Kementrian Pertanian, lembaga lain juga menerbitkan benih padi unggulan. BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) juga menerbitkan benih padi unggulan. Melalui Litbang pada divisi Petanian telah menerbitkan beberapa benih unggulan diantaranya adalah Atomia 1,2,3,4, Cilosari, Situ Gintung, Merauke, Winongo, Kahayan, Mayang, dan masih banyak macamnya. Benih yang diciptakan telah mendapatkan sertifikat resmi dari Kementrian Pertanian.
3. Padi Lokal
Disebut jenis padi lokal dikarenakan padi tersebut merupakan padi endemik di daerah tertentu. Padi lokal memiliki ciri khusus pada setiap daerah. Disetiap daerah padi lokal memiliki kelemahan dan kelebihan.
Sifat tanah pada setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini yang menjadi alasan bahwa padi lokal dapat tumbuh dengan baik di daerah asal sedangkan di daerah lainnya tidak dapat tumbuh dengan optimal.
Biasanya benih padi lokal didapat dari hasil panen dan ditanam kembali di daerah yang sama. Jadi untuk memastikan benih yang akan ditanam sebaiknya dari hasil panen untuk menghindari kecurangan penjual benih.
Kesimpulan
Itulah jenis padi yang biasa ditanam petani di Indonesia. Keberagaman jenis padi memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Maka perlu adanya riset sederhana untuk mengetahui lebih detail mengenai padi yang akan anda tanam. Sebaiknya konsultasikan hal tersebut kepada petani padi yang berpengalaman di daerah anda ya. Karena kesuksesan dalam menanam padi di setiap daerah berbeda tergantung kondisi lingkungan.